Gairah Asmara Sepupu Cantik

Novel "Gairah Asmara Sepupu Cantik"
Ini terjadi pada saat kuliah semester 8. Karena ibuku sakit, sehingga tidak ada yang masak dan menunggu dagangan. Soalnya adik-adikku semua masih sekolah. Akhirnya aku usul kepada ibuku kalau sepupuku yang ada di kota lain menginap di sini (di rumahku). Dan ide itu pun disetujui. Maka datanglah sepupuku tadi.

Sepupuku (selanjutnya aku panggil Anita) orangnya sih terlalu cantik dengan wajah yang sangat imut dengan senyum lesung pipitnya , tingginya sekitar 170 cm, dadanya masih kecil (tidak nampak m0ntok seperti sekarang). Tetapi dia itu akrab sekali dengan aku. Aku dianggapnya seperti kakak sendiri.
Nah kejadiannya itu waktu aku lagi liburan semester.

https://dramaranjang.blogspot.com/2024/11/gairah-asmara-sepupu-cantik.html

Waktu liburan itu aku banyak menghabiskan waktu untuk menunggu dagangan ibuku. Otomatis dong aku banyak menghabiskan waktu dengan Anita. Mula-mulanya sih biasa-biasa saja, layaknya hubungan kami sebagai sepupu. Suatu malam, kami (aku, Anita, dan adik-adikku) sudah ingin tidur. Adikku masing-masing tidur di kamarnya masing-masing. Sedang aku yang suka menonton TV, memilih tidur di depan TV. Nah, ketika sedang menonton TV, datang Anita dan nonton bersamaku, rupanya Anita belum tidur juga.

Sambil nonton, kami berdua bercerita mengenai segala hal yang bisa kami ceritakan, tentang diri kami masing-masing dan teman-teman kami. Nah, ketika kami sedang nonton TV, dimana film di TV ada adegan ciuman antara laki-laki dan perempuan (sorry udah lupa tuh judul filmnya).
Eh, Anita itu merespon dan bicara padaku, 
“Wah temenku sih biasa begituan (ciuman).”
 “Eh.. kok tau..?” sahutku menjawab.

Rupanya teman Anita yang pacaran itu suka cerita ke Anita kalau dia waktu pacaran pernah ciuman bahkan sampai ‘anu’ teman Anita itu sering dimasuki jari pacarnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai dua jarinya masuk.

Setelah kukomentari lebih lanjut, aku menebak bahwa Anita nih ingin juga kali. Terus aku bertanya padanya, 

“Eh, kamu mau juga nggak..?”
Tanpa kuduga, ternyata dia mau. Wah kebetulan nih.
“Sakit nggak sih..?” tanya anita.

“Ya nggak tau lah, wong belum pernah… Gimana.., mau nggak..?” jawabku ke anita.

“Iya deh, tapi pelan-pelan ya..? Kata temenku kalo jarinya masuk dengan kasar, ‘anunya’ jadi sakit.” sahut anita dengan menyetujuhi.
 
“Iya deh..!” jawabku.

https://dramaranjang.blogspot.com/2024/11/gairah-asmara-sepupu-cantik.html

Kami berdua masih terus menonton film di TV. Waktu itu kami tiduran di lantai. Kudekati dia dan langsung tanganku menuju selangkangannya (to the point bok..!). Kuselusupkan tangan kananku ke dalam C.D-nya dan kuelus-elus dengan lembutnya. Anita tidak menolak, bahkan dengan sengaja merebahkan tubuhnya, dan kakinya agak diselonjorkan. Saat merabanya, aku seperti merasakan permukaan yang sudah lembab basah.

Aku tidak mencoba membuka pakaian maupun C.D-nya, maklumlah takut kalau ketahuan sama adik-adikku. Dengan C.D masih melekat di tubuhnya, kuraba daerah di atas kem4luannya. Kurasakan bulu kem4luannya masih lembut, tapi sudah agak banyak seperti bulu-bulu yang ada di tanganku. Kuraba terus dengan lembut, tapi belum sampai menyentuh ‘apemnya’, dan terdengar suara desisan walau tidak keras. 

Kemudian kurasakan sekarang dia berusaha mengangkat pantatnya agar jari-jariku segera menyentuh kemaluannya. Segera kupenuhi keinginannya itu.

Waktu pertama kusentuh kem4luannya, dia terjengat dan mendesis. Kugosok-gosok bibir kewanitaannya sekitar 5 menit, dan akhirnya kumasukkan jari tengahku ke li4ng sengg4m4nya.

“Auw.,” begitu reaksinya setelah jariku masuk setengahnya dan tangannya memegangi tanganku.
Setelah itu dengan pelan kukeluarkan jariku, 

“Eeesshh…” desisnya. 
“Gimana..? Sakit..?” tanyaku

Dia menggeleng dan tanpa kusadari tangannya kini memegang telapak tangan kananku (yang berada di dalam C.D-nya), seakan memberi komando kepadaku untuk meneruskan kerjaku.

Sambil terus kukeluar-masukkan jariku, Anita juga tampak meram serta mendesis-desis keenakan. Sementara terasa di dalam CD-ku, batang kemaluanku juga bangun, tapi aku belum berani untuk meminta Anita memegang rudalku (padahal aku sudah ingin sekarang

sekitar 10 menit peristiwa itu terjadi. Kulihat dia tambah keras desisannya dan kedua kakinya dirapatkan ke kaki kiriku. Sepertinya dia telah mengalami klim4ks, dan kami akhirnya tidur di kamar masing-masing.

Hari berikutnya, aku dan Anita siap-siap membuka warung, adikku pada berangkat sekolah, sehingga hanya ada aku dan Anita di warung. Hari itu Anita jadi lebih berani padaku. Di dalam warungku sambil duduk dia berani memegang tanganku dan menuntunnya untuk memegang kem4luannya. Waktu itu dia memakai hem dan rok di atas lutut, hingga aku langsung bisa memegang selangkangannya yang terhalang C.D. Kaget juga aku, soalnya ini kan lagi ada di warung.

“Nggak pa-pa Mas.., khan lagi sepi.” katanya dengan enteng seakan mengerti yang kupikirkan.
“Lha kalo ada pembeli gimana nanti..?” tanyaku.

https://dramaranjang.blogspot.com/2024/11/gairah-asmara-sepupu-cantik.html

“Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita lanjutin lagi, ok..?” jawabnya.

Dengan terpaksa kuraba-raba sel4ngkangannya. Hal tersebut kulakukan sambil mengawasi di luar warung kalau-kalau nanti ada pembeli datang. Sementara aku mengelus selangkangannya, Anita mencengkeram pahaku sambil bibirnya digigit pelan tanda menikmati balaianku. 

Peristiwa itu kuakui sangat membuatku ter4ngsang sekali, sehingga celana pendekku langsung terlihat menonjol yang bertanda batang kejantananku ingin berontak.

“Lho Mas, anunya Mas kok kencang dan keras kayak batu.?” katanya.

Ternyata dia melihatku, 

“Iya ini sih tandanya aku masih normal, dan bisa membuatmu ketagihan ” jawabanku sambil tersenyum ke anita. 

Aku terus melanjutkan pekerjaanku. Tanpa kusadari dia pun mengelus-elus celanaku, tepat di bagian batang kem4luanku. Kadang dia juga menggenggam kem4luanku sehingga aku juga merasa keenakan. Baru mau kumasukkan tanganku ke C.D-nya, tiba-tiba aku melihat di kejauhan ada anak yang sepertinya mau membeli sesuatu di warungku.

Kubisiki dia, “Heh ada orang tuh..! Stop dulu ya..?”

Full ↙️↙️
https://dramaranjang.blogspot.com/2024/11/gairah-asmara-sepupu-cantik.html

Aku menghentikan elusanku, dia berdiri dan berjalan ke depan warung. Benar saja, untung kami segera menghentikan kegiatan kami, kalo tidak, wah bisa berabe nanti. Sehabis melayani anak itu, dia balik lagi duduk di sebelahku dan kami memulai lagi kegiatan kami yang terhenti. Seharian kami melakukannya, tapi aku tidak membuka CD-nya, karena terlalu beresiko. Jadi kami seharian hanya saling mengelus di bagian luar saja.

Malam harinya kami melakukan lagi. Aku sendirian nonton TV, sementara adikku semua sudah tidur. Tiba-tiba dia mendatangiku dan ikut tiduran di lantai, di dekatku sambil nonton TV. Kemudian tiba-tiba dia memegang tanganku dan dituntun ke selangkangannya. Aku yang langsung diperlakukan demikian merasa mengerti dan langsung aku masuk ke dalam CD-nya, dan langsung memasukkan jariku ke kemaluannya. Sedangkan dia juga langsung memegang batang kejantananku.

“Aku copot ya CD kamu, biar lebih enakan.” kataku.
Dia mengangguk dan aku langsung mencopot CD-nya. Saat itu dia memakai rok mininya yang tadi, sehingga dengan mudah aku mencopotnya dan langsung tanganku mengorek-ngorek lembah kewanitaannya dengan jari telunjukku. Aku juga menyuruh mengeluarkan batang kejantananku dari CD-ku, sehingga dia kini bisa melihat rudalku dengan jelas, dan dia kusuruh untuk menggenggamnya. Kukorek-korek kemaluannya, kukeluar-masukkan jariku, tampaknya dia sangat menikmatinya. Kulihat batang kemaluanku hanya digenggamnya saja, maka kusuruh dia untuk mengocoknya pelan-pelan, namun karena dia tidak melumasi dulu batangku, maka kemaluanku jadi agak sakit, tapi enak juga sih.

“Eehhsstt… eehhsstt… Ouw.., eehhsstt… eehhsstt… eehhsstt…” begitu erangannya saat kukeluar-masukkan jariku.
Kumasukkan jariku lebih dalam lagi ke liang kewanitaannya dan dia mendesis lebih keras, aku suruh dia agar jangan keras-keras, takut nanti adikku terbangun.
“Kocokkannya lebih pelan dong..!” kataku yang merasa kocokkannya terhenti.
Kupercepat gerakan jariku di dalam liangnya, kurasakan dia mengimbanginya dengan menggerakkan pantatnya ke depan dan ke belakang, seakan dia lagi menggauli jariku. Dan akhirnya, “Oh.., oohh.. oohh.. ohh…” rupanya dia mencapai klimaksnya yang pertama, sambil kakinya mengapit dengan keras kaki kananku.

Kucabut jariku dari kemaluannya, kulihat masih ada noda merah di jariku. Karena aku belum puas, aku langsung pergi ke kamar mandi dan kutuntun Anita. Di kamar mandi aku minta dia untuk mengocok batang kejantananku dengan tangannya. Dia mau. Aku lepaskan celanaku, setelah itu CD-ku dan batang kejantananku langsung berdiri tegap. Kusuruh dia mengambil sabun dan melumuri tangannya dengan sabun itu, lalu kusuruh untuk segera mengocoknya. Karena belum terbiasa, sering tangannya keluar dari batangku, terus kusuruh agar tangannya waktu mengocok itu jangan sampai lepas dari batangku. Setelah 5 menit, akhirnya aku klimaks juga, dan kusuruh menghentikan kocokannya.

Seperti pagi hari sebelumnya, kami mengulangi perbuatan itu lagi. Tidak ada yang dapat kuceritakan kejadian pagi itu karena hampir sama dengan yang terjadi di pagi hari sebelumnya. Tapi pada malam harinya, seperti biasa, aku sendirian nonton TV. Anita datang, sambil tiduran dia nonton TV. Tapi aku yakin tujuannya bukan untuk nonton, dia sepertia ketagihan dengan perlakuanku padanya. Dia langsung menuntun tanganku ke selangkangannya. Aku bisa menyentuh kewanitaannya, tapi ada yang lain. Kini dia tidak memakai pembalut lagi.
“Eh, kamu udah selesai mens-nya..?” tanyaku.

“Iya, tadi sore khan aku udah kramas, masa nggak tau..?” katanya.
Aku memang tidak tahu. Karena memang aku kurang peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku jadi membayangkan yang jorok, wah batang kejantananku bisa masuk nich. Kuraba-raba CD-nya. Tepat di lubang kemaluannya, aku agak menusukkan jariku, dan dia tampak mendesis perlahan. Tangannya kini sudah membuka restleting celana pendekku, selanjutnya membukanya, dan CD-ku juga dilepaskankan ke bawah sebatas lutut.
Digenggamnya batang kejantananku tanpa sungkan lagi (karena sudah sering kali ya..?). Aku juga membuka CD-nya, tapi karena dia masih memakai rok mini lagi, jadi tidak ketahuan kalau dia sekarang bugil di bagian bawahnya. Dia kini dalam keadaan mengangkang dengan kaki agak ditekuk. Kuraba bibir kemaluannya dan dengan agak keras, kumasukkan seluruh jari telunjukku ke lubang senggamanya.

“Uhh.. esshh.. eesshh.. esshh…” begitu desisnya waktu kukeluar-masukkan jariku ke lubang senggamanya.
Sementara dia kini juga berusaha mengocok batang keperkasaanku, tapi terasa masih sakit. Kukorek-korek lubang kemaluannya. Lalu timbul keinginanku untuk melihat kemaluannya dari dekat. Maklumlah, aku khan belum melihat langsung bentuk kemaluan wanita dari dekat. Paling-paling dari film xx yang pernah kutonton.
Kuubah posisiku, kakiku kini kuletakkan di samping kepala Anita, sedangkan kepalaku berada di depan kemaluannya, sehingga aku dengan leluasa dapat melihat liang kewanitaannya. Dengan kedua tanganku, aku berusaha membuka bibir kemaluannya.

Tapi, “Auw.. diapaain Mas..? Eshh.. uuhh..” desisannya tambah mengeras.
“Sorry.., sakit ya..? Aku mo lihat bentuk anumu nih, wah bagus juga yach..!” sambil terus kukocokkan jariku.
Kulihat daging di lubangnya itu berwarna merah muda dan terlihat bergerak-gerak.
“Wah, jariku aja susah kalo masuk kesini, apalagi anuku yang kamu genggam itu ya..?” pancingku.
Dia diam saja tidak merespon, mungkin lagi menikmati kocokan jariku karena kulihat dia memaju-mundurkan pantatnya.
“Eh, sebenarnya yang enak ini mananya sich..?” tanyaku.
Tangan kirinya menunjuk sepotong daging kecil di atas lubang kemaluannya.
“Ini nich.., kalo Mas kocokkan jarinya pas menyentuh ini rasanya kok gatel-gatel tapi enak gitu.”
“Mana.., mana.., oh ini ya..?” kugosok daging itu (yang kemudian kuketahui bernama klitoris) dan dia makin kuat menggenggam batang kemaluanku.
“Ahh. auu.. enakk Maass… eehh… aahh.. truuss Mass, terusiinn.. ohh..!”
Tangannya setengah tenaga ingin menahan tanganku, tapi setengahnya lagi ingin membiarkan aku terus menggosok benda itu.

Dan akhirnya, “Uhh.. uhh.. uuhh.. ahh.. aahh..” dia mencapai klimaks.
Aku terus menggosoknya, dan tubuhnya terus menggelinjang seperti cacing kepanasan.
Lalu kubertanya, “Eh, gimana kalo anuku coba masuk ke sini…? Boleh nggak..? Pasti lebih enakan..!”
Dia hanya mengangguk pelan dan aku segera merubah posisiku menjadi tidur miring sejajar dengan dia. Kugerakkan batang kejantananku menuju ke lubang kemaluannya. Kucoba memasukkan, tapi rasanya tidak bisa masuk. Kurubah posisiku sehingga dia kini berada di bawahku. Kucoba masukkan lagi batangku ke lubangnya. Terasa kepala anuku saja yang masuk, dia sudah mendesis-desis.
Kudorong lebih dalam lagi, tangannya berusaha menghentikan gerakanku dengan memegang batangku. Namun rasanya nafsu lebih mendominasi daripada nalarku, sehingga aku tidak mempedulikan erangannya lagi.
Kutekan lagi dan, “Auuwww.. ehhssaakkiitt..!”
Aku berhasil memasukkan batang anuku walau tidak seluruhnya. Aku diam sejenak dan bernapas. Terasa anunya memeras batangku dengan keras.
“Gimana, sakit ya.., mo diterusin nggak..?” tanyaku padanya sambil tanganku memegang pantatnya.
Dia tidak menjawab, hanya terdengar desah nafasnya. Kugerakkan lagi untuk masuk lebih dalam. Mulutnya membuka lebar seperti orang menjerit, tapi tanpa suara.
Karena dia tetap diam, maka kulanjutkan dengan mengeluarkan batangku. Dan lagi-lagi dia seperti menjerit tapi tanpa suara. Saat kukeluarkan, kulihat ada noda darah di batangku. Aku jadi kaget, “Wah aku memperawaninya nih.”
“Gimana.., sakit nggak.., kalo nggak lanjut ya..?” tanyaku.

“Uhh.. tadi sakiitt sich… uhh. geelii..” begitu katanya waktu anuku kugesek-gesekkan.
Setelah itu kumajukan lagi batang kejantananku, Anita tampak menutup matanya sambil berusaha menikmatinya. Baru kali ini batangku masuk ke liangnya wanita, wah rasanya sungguh nikmat. Aku belum mengerti, kenapa kok di film-film yang kulihat, batang kejantanan si pria begitu mudahnya keluar masuk ke liang senggama wanita, tapi aku disini kok sulit sekali untuk menggerakkan batang kejantananku di liang keperawanannya.
Namun setelah beberapa menit hal itu berlangsung, sepertinya anuku sudah lancar keluar masuk di anunya, maka agak kupercepat gerakan maju-mundurku di liangnya. Kurubah posisiku hingga kini dia berada di bawahku. Sambil masih kugerakkan batangku, tanganku berusaha mencapai buah dadanya. Kuremas-remas buah dadanya yang masih kecil itu bergantian, lalu kukecup puting buah dadanya dengan mulutku.
Dia semakin bergelinjang sambil mendesis agak keras. Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 10 menitan, kaki Anita berada di pantatku dan menekan dengan keras pantatku. Kurasa dia sudah orgasme, karena cengkeraman bibir kemaluannya terhadap anuku bertambah kuat juga. Dan karena aku tidak tahan dengan cengkeraman bibir kemaluannya, akhirnya, “Crot.. crot.. crot..” air maniku tumpah di v4ginanya.


posted under |

Hasrat Membara Guru Private

Novel "Hasrat Membara Guru Private"

Seperti biasanya saat pagi hari, aku duduk di ruang tamu di rumahku untuk merokok dan meminum kopi. Tidak lama aku bersantai dengan memainkan hp ku. Tiba-tiba saja ada yang meneleponku. Sempat malas aku mengangkatnya karena ingin bersantai pada hari ini, dan akhirnya aku memutuskan untuk mengangkatnya. Terdenga suara perempuan dengan suara yang halus dan lembut.

Oh .. perkenalkan sebut saja Romy, seorang guru private. Saat ini aku ingin menceritakan tentang pengalamanku dengan anak SMA bernama puput. Puput adalah anak murid privateku yang memiliki body yang sangat bagus.

“Selamat pagi pak, apa benar ini dengan Bapak Romy?” Tanyanya di balik telepon.
“Iya, selamat pagi juga. Iya benar saya Romy, dengan siapa saya berbicara?”
“Saya Puput pak. Saya dengar dari temanku, bapak adalah guru private ya?”
“Iya benar, Jika boleh tau ada urusan apa ya menghubungi saya?”
“Minggu depan apakah bapak ada jadwal mengajar private pak?”
“Untuk minggu depan jadwal saya kosong.”
“Baik pak, apa bisa datang ketempat saya pak minggu depan?”
“Oke, silahkan dikirimkan saja untuk alamatnya nanti.”
“Baik pak, Terima kasih ya pak. Maaf mengganggu waktunya pagi-pagi”
“Iya, sama-sama”

https://dramaranjang.blogspot.com/2024/10/hasrat-membara-guru-private.html

Rezeki memang tidak kemana (Fikirku dalam hati). Pekerjaanku sebagai Guru private adalah untuk menutupi kebutuhan hidupku, dan mengumpulkan modal untuk membuka usaha. Hari cepatlah berlalu, tidak terasa sudah tinggal 2 hari lagi dengan hari yang sudah ditentukan. Namun Puput masih juga tidak memberikan kabar kepada ku, mungkin sudah menemukan guru private lainnya (fikirku dalam hati).

Pada esok harinya, pagi-pagi sekali aku mendapatkan pesan di HPku, dan ternyata itu adalah puput yang mengirimkan alamat tempat tinggalnya. Jelas sekali alamat yang diberikannya kepada ku, namun baru sangatlah jauh jarak dari rumahku. Namun karena tuntutan pekerjaan ya mau gimana lagi? mau gak mau ya harus ku ambil. Dengan segera ku balas pesan tersebut untuk mengkonfirmasi bahwa besok aku akan datang kerumahnya.

https://dramaranjang.blogspot.com/2024/10/hasrat-membara-guru-private.html

Haripun hampir berlalu, karena jarak yang cukup jauh. ya perjalanan sekitar 2 jam lah dari Jakarta – Bandung. jadi kuputuskan untuk tidur lebih awal agar dapat berangkat pagi-pagi sekali agar tidak terlambat dengan waktu dan tempat yang sudah ditentukan, dan langsung saja ku pasangkan alarm pada HPku pada pukul 5 pagi dan kemudian aku langsung tidur.

Tepat pada pukul 5 pagi alarm ku berbunyi, dan langsung saja aku bersiap membersihkan diri dan memanaskan Mobilku. Sekitar pukul 05.30 WIB semua sudah siap, dan pakaian ganti untuk 1 minggu juga sudah aku siapkan. Makhlum karena jarak yang terlalu jauh, pastinya akan membuang waktu dan tenaga. Maka aku memutuskan untuk mencari hotel murah disana untuk tinggal selama 1 migngu.

Cukup lama perjalanan yang ku tempuh, dan akhirnya sampai juga di alamat yang diberikan Puput. Kuparkirkan mobilku tepat di depan rumahnya, dan langsung ku ketuk pintu rumahnya. sekitar 10 menit aku menunggu namun tidak ada respon dari rumah tersebut fikiranku pun berfikir yang aneh-aneh, 

https://dramaranjang.blogspot.com/2024/10/hasrat-membara-guru-private.html

“Waduh jangan-jangan kena tipu orang iseng nih”.

Kucoba menelepon ke nomor yang dia gunakan untuk mengirimkan alamat rumahnya beberapa kali namun tidak di respon. sudah pasrah rasanya dan sedikit kesal dengan yang aku alami saat ini, langsung saja aku menuju mobil yang ku parkirkan dan bersiap untuk pulang kembali ke Jakarta. Tiba-tiba saja HPku berbunyi, dan ternyata puput yang meneleponku.

“Halo pak, maaf tadi aku sedang mandi pak jadi tidak bisa mengangkat telepon bapak. Saat ini posisi bapak sudah sampai mana ya pak?”
“Oh iya, tidak masalah. Saat ini saya sudah ditempat yang puput berikan alamatnya kepada saya”.
“Oke tunggu sebentar ya pak, aku turun untuk buka pintu pak.

Tidak lama aku menunggu, akhirnya pintupun dibuka. Munculan wanita yang sangat cantik dan seksi, dengan buah dada yang cukup besar dan kencang dengan hanya dibalut oleh handuk saja.

“Silahkan masuk pak,” Ucap puput kepadaku, sambil mempersilahkan aku untuk masuk.

https://dramaranjang.blogspot.com/2024/10/hasrat-membara-guru-private.html

Sesampainya didalam aku langsung duduk di ruang tamu yang cukup luas pastinya dan Sofa yang sangat empuk. Dengan disuguhkan Jus Jeruk aku duduk sambil menunggu puput berpakaian.

Lama aku menunggu, akhirnya puput pun keluar dan sangat mengagetkan. Puput keluar dari kamarnya dengan berpakaian daster putih yang sangat tipis. dan tidak menggunakan B.H sama sekali.

Sungguh jelas pemandangan di balik dasternya tersebut, dengan puting merah mudah yang menonjol di bagian kedua payudaranya.

“Pak, kok diam saja? ada yang salah ya?” tanyanya menyadarkanku dari lamunanku.
“Oh maaf, gak ada apa-apa kok” Jawabku gugup.
“Yasudah pak, ayo kita mulai pelajarannya.”

Akhirnya puput mengeluarkan buku pelajaran matematikanya dan mulai menanya-nanyakan bagian yang tidak dia mengerti. sambil duduk tepat di sampingnya, tercium aroma wangi sabun yang keluar dari tubuhnya.

“Pak, kok diam lagi? Pasti lihat aneh-aneh ya?” dengan nada yang sedikit manja.
“Eh, kok, aneh-aneh gimana?”
“Itu di celana bapak sudah ada yang nonjol” jawabnya dengan ketawa kecilnya.

Tanpa kusadari ternyata batang kem4luanku sudah mengeras dari tadi, dan ternyata puput memerhatikannya. sungguh malu dan bingung aku saat itu.

“Pak, bapak mau lihat langsung tanpa diam-diam lihat di balik daster aku?” Tanyanya menantang
“Memang boleh put?” Kesempatan besar dalam hatiku berfikir.

https://dramaranjang.blogspot.com/2024/10/hasrat-membara-guru-private.html

Tanpa berkata-kata lagi puput langsung membuka baju daster yang dikenakannya. Terlihat jelas tumpukan buah d4da yang cukup besar dengan puting merah muda yang mengeras. sungguh pemandangan yang sangat indah. tanpa menunggu waktu lama, langsung saja ku pegang dan rem4s-rem4s p4yud4ra Puput.

Terlihat Puput menikmati detik-detik setiap aku memeras p4yudar4nya. tanpa kusadari tangannya mulai masuk kedalam Celana dalamnya dan mulai mengelus-elus kem4lu4nnya sendiri.

Kucoba untuk menurunkan tanganku kedalam celana dalam yang masih dikenakannya itu dan dia hanya diam saja.

Lumayan lama ku elus dan masukan sedikit-sedikit jariku di kem4lu4nnya, tanganya pun membuka Resleting celanaku, dan dikeluarkannya kej4ntananku dari dalam celanaku. Tangannya yang halus dan kecil itu mengelus kej4ntananku dan sesekali mengoc0knya.

“Pak, dikamar akus aja yuk.” ajaknya
“Memang kenapa put?”
“Gak enak disini pak, dikamarku saja ya?”
“Yasudah kalau begitu,”

Langsung saja kami ke kamarnya Puput, setelah kami masuk kedalam kamarnya aku meminjam kamar mandinya untuk buang air kecil. Baru saja ku turunkan celanaku, dari belakang puput memelukku sambil memegang kem4luanku kembali.

Selanjutnya.... Full

https://dramaranjang.blogspot.com/2024/10/hasrat-membara-guru-private.html



Sungguh nikmat rasanya posisi seperti itu. setelah selesai buang air kecil, langsung saja ku balikan badanku dan kulihat wajah puput yang sangatlah tidak kuat ingin disetubuhi.

Kucium bibirnya yang mungil tersebut, dan kembali tanganku bermain di kemaluannya kembali. Lama kami melakukan hal tersebut, tiba-tiba Puput menutup pintu kamar mandi dan membuka seluruh bajuku dan dinyalakannya shower yang ada di belakangku.

“Pak, kita main basah-basahan ya disini”
“Iya put, ternyata kamu nakal ya put”
“Habis dari awal aku lihat bapak, aku sudah mulai menaruk rasa kepada bapak. dan kulihat bapak juga masih muda.”
“Jangan panggil bapak, panggil saja kak. Umur saya baru saja 26 Tahun.”

Langsung saja di siramnya badanku dengan menggunakan Shower, sungguh dingin air tersebut. tidak lama kemudian dia juga menyiram tubuhnya sambil mengambil sabun yang ada di pinggiran kaca kamar mandi tersebut.

posted under |

Hasrat Membara Anak Tiriku

Novel "Hasrat Membara Anak Tiriku"

Pagi itu tanpa sengaja pandanganku tertumbuk ke sebuah flashdisk berwarna merah yang tergeletak di dekat pintu depan. Iseng kuambil dengan yakin bahwa flashdisk itu bukan milik suamiku, karena flashdisk punya suamiku selalu yang berwarna hitam.

"Lalu punya siapa flashdisk ini? Apa isinya?" Gumamku dalam hati

Rasa penasaran menjalar. Lalu kubawa flashdisk itu ke dalam kamarku. Kuaktifkan laptopku sambil memasukkan flasdisk itu ke USB.

Ternyata flashdisk itu punya Tito, anak tiriku yang sekarang sedang sekolah. Tadinya kusangka flashdisk itu berisi hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan ujian, karena ia sudah duduk di bangku kelas 3 SMA. Ternyata bukan. Isinya beberapa video dewasa! Aaah, apakah Tito sudah layak menyimpan video-video sepanas ini?

Tiba-tiba perhatianku tertuju ke folder yang berjudul Mami. Apa isinya? Bukankah aku yang biasa dipanggil mami olehnya? Apakah folder itu berisi sesuatu yang menyangkut diriku?

Dengan penasaran kubuka folder itu. Ternyata isinya tulisan mengenai diriku! Jujur, aku berdebar-debar membacanya :

## - Sejak ibu kandungku tiada, Mami hadir dalam kehidupan Papi. Waktu Papi menikah dengan Mami, umurku baru 7 tahun. Aku senang-senang saja punya ibu tiri yang harus kupanggil Mami itu. Terlebih setelah bertahun-tahun ia menjadi pengganti ibuku, aku merasa benar-benar mendapat pengganti ibu kandungku, yang menyayangi diriku, yang selalu memperlakukanku dengan lemah-lembut dan sebagainya.

- Setahuku, pada waktu Mami resmi menjadi istri Papi, usianya baru 20 tahun. Sedangkan Papi sudah 40 tahun. Perbedaan usia yang sangat jauh. Tapi kelihatannya mereka enjoy-enjoy saja. Dalam hal itu aku salut juga pada Papi, karena beliau mampu mendapatkan seorang gadis yang masih belia untuk dijadikan istrinya.

- Waktu aku masih kecil, sosok Mami tak pernah kuperhatikan secara khusus. Aku cuma tahu bahwa ia seorang ibu tiri yang baik, yang memperlakukanku seperti anak kandungnya sendiri.

- Tapi setelah aku di SMA, diam-diam aku mulai sering memperhatikan ibu tiriku itu. Bahwa ia seorang wanita muda yang cantik, bertubuh tinggi semampai, berkulit putih bersih (untuk ukuran orang Indonesia) ##

Panjang lebar ia memujiku dalam tulisan itu. Tapi yang membuatku terlongong, ketika kubaca kalimat berikut ini:

## -Pagi itu aku mau minta uang kepada Mami, untuk keperluan sekolah. Memang Papi sudah menyuruhku agar segala keperluanku harus meminta kepada Mami, supaya hatinya enak, katanya.

- Papi sudah berangkat kerja. Mami masih di kamarnya. Seperti biasa, kubuka saja pintu kamar Mami, lalu masuk ke dalam. Tapi apa yang kulihat? Oooohaku benar-benar dibuat terkejut lalu terpanakarena Mami masih tidur terlentang di tempat tidurnya, dengan kimono terbuka lebar. sehingga sepasang kakinya yang putih mulus itu tak tertutup apa-apa.

- Maka bagian yang berbulu lebat hitam itu tampak jelas di mataku!

- Aku tak tahu apakah Mami terbiasa tidur tanpa celana dalam atau tengah malam dia buang air dan malas mengenakan kembali celana dalamnya, entahlah. Yang jelas aku jadi gemetaran dan buru-buru keluar lagi dari kamar Mami, dengan perasaan yang tak menentu.

- Gilanya setelah berada di dalam kamarku lagi, jiwaku jadi dikuasai hasrat yang tak terkendalikan. P3n1sku ngac3ng berat membayangkan indahnya kalau aku bisa menyentuh dan menggeluti bagian tubuh di antara kedua pangkal paha Mami yang tampak sangat mer4ngsang itu. Ooooh kenapa aku jadi begini?##

Full
https://dramaranjang.blogspot.com/2024/09/hasrat-membara-anak-tiriku.html

Banyak lagi yang ia tulis di catatan rahasia ini. Kesimpulannya, ia jadi sering membayangkan diriku. Bahkan pada suatu malam ia pernah bermimpi didekati olehku dalam keadaan sama-sama telanjang. Lalu ia melakukan sesuatu yang sering dibayangkannya. Dan esoknya ia mendapati celananya basah, akibat mimpi itu.

Di catatan itu pun ia mengakui bahwa kalau lamunan tentang diriku tak terkuasai lagi, ia melakukan on4n1, sambil membayangkan tengah menggeluti tubuhku! Bahkan ia pernah melakukan on4n1 berkali-kali dalam semalam, untuk meredakan khayalannya tentang diriku.

Semuanya itu membuatku jadi serba salah. Tadinya aku akan menegur Tito, karena kutemukan video p0rn0 di dalam flashdisknya itu. Tapi tulisan di flashdisk itu, yang berisi kekagumannya terhadap diriku, membuatku jadi kikuk. Maka kuambil keputusan untuk meletakkan kembali flashdisk itu di tempatnya semula, lalu aku akan bersikap pura-pura tidak tahu saja.

Namun di hari-hari berikutnya, aku mulai sering memperhatikan Tito secara diam-diam. Mulai memikirkan apa yang sedang terjadi pada dirinya.

Dan gilanya, aku mulai membayangkan serunya jika tubuhku digeluti oleh anak muda yang anak tiriku sendiri itu. Maklum, aku baru berusia 26 tahun, sementara suamiku sudah 50 tahun. Sesekali memang aku suka membayangkan sosok muda yang perkasa, yang tidak loyo seperti suamiku. Tapi sungguh, tadinya aku tak pernah membayangkan sosok muda itu anak tiriku sendiri.

Bang Martin (suamiku) tidak impoten. Tapi yah. potensi lelaki yang usianya sudah setengah abad, tentu beda dengan yang masih muda. Setiap kali berhubungan sex dengan suamiku, aku selalu tidak puas. Tapi aku tak pernah menggerutu ataupun memperlihatkan sikap tidak puas. Karena tenggang rasaku cukup kuat.

Karena di sisi lain, aku mempunyai kepuasan duniawi darinya. Apa pun yang kuinginkan, selalu dikabulkan. Bahkan kehidupan orang tuaku di kampung, sangat diperhatikan oleh suamiku. Rumah baru dibangunkan. Perabotan serba mahal dibelikan. Sehingga derajat orang tuaku jadi meningkat setelah aku menikah dengan Bang Martin.

Kehidupanku sendiri tak pernah kekurangan. Rumahku cukup megah, di daerah perumahan paling elit di kotaku. Mobil untuk keperluan pribadiku sudah dibelikan. Perhiasan yang mahal-mahal pun sudah menjadi milikku. Maka tiada alasan bagiku untuk tidak merasa puas menjadi istri Bang Martin.

Tapi kenapa sejak membaca file dari flashdisk Tito, pikiranku jadi sering melayang-layang tak menentu? Kenapa aku jadi sering memperhatikan gerak-gerik Tito secara diam-diam?

Hari demi hari berlalu dengan pesatnya. Tanpa terasa sebulan telah berlalu. Dan kesempatan yang diam-diam kutunggu pun tiba.

Bang Martin terbang ke Kaltim, untuk mengurus bisnisnya. Biasanya dia bisa lebih dari sebulan berada di Kaltim. Kali ini pun rencananya 40 hari dia akan berada di sana.

Rasanya aku tak sabar lagi menunggu kesempatan ini.

Lalu kuputar otakku. Kuputar sampai sore sampai Tito tampak sudah pulang dari sekolahnya.

Aku pun keluar dari kamarku. Menghampiri pintu kamar Tito. Tadinya aku cuma mau mengajak makan di luar padanya. Tapi ketika kubuka pintu kamarnya, o my Goddia baru menanggalkan seluruh seragam sekolahnya, mau mengganti dengan pakaian rumahdanaku benar-benar terkejut ketika melihat bagian tubuh anak tiriku yang di bawah perutnya itu.

Mungkinkah abg berusia 18 tahun bisa memiliki p3n1s sepanjang dan sebesar itu? Perkiraan ku sampai 19 cm, Jauh lebih tinggi tegap daripada punya ayahnya! Tapi cepat aku ingat cerita suamiku, bahwa mendiang ibu kandung Tito itu wanita Pakistan. Mungkin anatomi Tito banyak menuruni garis ibunya. Sementara suamiku asli Indonesia, maka p3n1snya pun biasa-biasa saja.

"Kita makan di luar aja yuk", kataku pada Tito yang tampak kaget dan cepat-cepat menutupi kem4lu4nnya dengan kedua tangannya.

"iya Mam " sahutnya tergagap. Dan aku bersikap seolah tak melihat sesuatu yang aneh.

Beberapa saat kemudian aku dan anak tiriku sudah berada di dalam mobil yang melesat ke arah utara. Sengaja kubiarkan Tito yang nyetir mobilku. Karena sekarang ia sudah punya SIM. Dan cara nyetirnya sudah cukup halus.

"Papi ngasih duit gak?" tanyaku ketika sedanku sudah berada di Jalan Tol.

"Enggak Mam" sahut Tito, 
"Papi bilang kalau ada kebutuhan minta sama Mami aja". Jawabnya 

"Iyaa," aku mengangguk-angguk kecil. Sementara ingatanku melayang pada yang kulihat sekilas tadi. Sebentuk p3n1s remaja yang terkulai lemas tapi panjang dan gede bangett. Gak kebayang seperti apa kalau p3n1s anak tiriku itu sudah tegang dan masuk digundukan sintal ini . hmmm gila, diam-diam aku jadi horny nih.

"Aduh kenapa jadi begini fikiranku" gumamku dalam hati.

Full
https://dramaranjang.blogspot.com/2024/09/hasrat-membara-anak-tiriku.html

Tito membelokkan mobil ke pekarangan restoran langgananku. 

"Di sini kan makannya Mam? " tanyanya sebelum mematikan mesin mobilku.

"Iya. Kamu juga udah lapar kan?"tanyaku ke Tito

"Hehee. iya Mam. Kan pulang sekolah tadi belum makan." Jawabnya

Lalu kami melangkah memasuki restoran itu.

Pada saat menunggu makanan pesanan datang, aku tatap wajah Tito. Emang tampan wajah anak tiriku itu. Maklum darah campuran dengan Pakistan. Tubuhnya tinggi semampai, hidungnya mancung, matanya bundar dan kulitnya putih khas Timur Tengah tentu sangat tampan sekali.

"Udah lama gak ke Ciater", kataku, 
"Nanti pulangnya ke sana yuk."

"Iya Mam," Tito mengangguk dengan senyum ceria, 

"Aku paling seneng berendem di Ciater." Jawabku

Tapi ini sudah sore pulangnya pasti malem nanti.

"Di Ciater kan rame terus duapuluhempat jam Mam. Makin malam makin rame, sampe subuh masih aja banyak orang yang datang. Tapi." Ungkap tito

"Kenapa?" Sahutku

"Kita gak bawa handuk dan sabun Mam." Ungkap alasan tito

"Beli aja di sini. Kan di samping restoran ini ada minimart tuh" jawabku ke tito

"Ohya, sekalian beli buat cemilan juga To."

"Iya mam", Tito berdiri dan bergegas keluar dari restoran.

Diam-diam kubuka tas kecilku. Kuambil sebutir pil kontrasepsi dan kutelan, didorong oleh air teh yang sudah terhidang di mejaku.

Selanjutnya......
Full
https://dramaranjang.blogspot.com/2024/09/hasrat-membara-anak-tiriku.html

Setengah jam kemudian kami sudah meninggalkan restoran itu. Dan bergerak menuju Lembang, kemudian menuju pemandian air panas mineral Ciater. Udara sudah gelap ketika kami tiba di Ciater. Waktu pintu mobil kubuka, hiii. hawa dingin menyerbu ke dalam mobilku. Dingin sekali.

Mami bawa baju renang? tanya Tito setelah mematikan mesin mobil dan mengeluarkan kantong plastik berisi peralatan mandi yang dibeli tadi.

Nggak, sahutku, Berendam di kamar mandi aja.

Iya, Mam. Di kamar mandi jauh lebih bersih, karena gak nyampur sama orang-orang.

Tapi temanin mami nanti ya. Takut mandi sendirian udah gelap gini.

Tito menatapku sesaat, lalu mengangguk dan menunduk. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Tapi aku yakin dia takkan menyangka bahwa semuanya ini sudah kurencanakan sejak di rumah tadi.

Kamar mandinya mau pakai dua apa satu aja Mam? tanya Tito waktu mau beli tiket kamar mandi.

Satu aja, sahutku, Kan kamu harus nemanin mami

Waktu menuju ke deretan kamar mandi, kulihat di kolam renang banyak yang sedang berendam air panas. Tapi tidak sebanyak di hari-hari weekend. Dengan sendirinya kamar mandi pun banyak yang kosong.

Aku dan Tito masuk ke dalam kamar mandi yang terlihat paling bersih. Tito langsung mengalirkan air panas ke bak mandi yang cukup lebar dan dalam itu, sementara aku mengeluarkan peralatan mandi dari kantong plastik.

Kutanggalkan celana panjang dan baju kausku, sehingga tinggal celana dalam dan beha yang masih melekat di tubuhku. Lalu duduk di bibir bak yang sudah terisi air panas mineral hampir setengahnya.

Lhokamu mau berendam dengan pakaian lengkap gitu? Buka dong semuanya, kataku pada Tito yang tampak salah tingkah, mungkin karena melihat diriku yang tinggal mengenakan beha dan CD doang.

Iiya Mam sahutnya tergagap sambil menanggalkan celana jeans dan baju kausnya, kemudian menggantungkannya di kapstok, berdampingan dengan pakaianku.

Pada saat yang sama aku pun menanggalkan beha dan celana dalamku, kemudian masuk ke dalam bak, duduk sambil melonjorkan kakiku.

Ayo masuk sinibuka dulu celana dalamnya, biar jangan kebasahan, kataku.

Tito menoleh dan tampak kaget ketika melihatku sudah bertelanjang bulat. Lalu tampak ragu waktu mau menanggalkan celana dalamnya.

Ayolah. cepetan buka celananya, kataku lagi, Di dalam kamar mandi kan gak boleh lama-lama, karena uap belerangnya bisa bikin sesak napas.

Iiya Mam, Tito membelakangiku sambil menurunkan celana dalamnya. Kemudian melangkah ke arah bak sambil menutupi kemaluannya dengan kedua tangannya. Dan aku pura-pura tidak memperhatikannya.

Lalu ia duduk bersandar ke dinding di sampingku. Genangan air panas sudah mencapai dadaku. Tapi beningnya air membuat sekujur tubuhku tampak jelas. Termasuk kemaluanku yang berbulu lebat ini (karena suamiku melarang mencukurnya).

Tapi Tito tetap menutupi penisnya dengan kedua tangannya. Dan sepertinya tidak berani memandang ke arah kemaluanku.

Kalau sudah rendaman di sini enak yabadan kita seperti abis dipijitin, kataku sambil meraih sabun cair dari bibir bak. Lalu kuelus-eluskan ke sekujur tubuhku, sehingga air panas ini mulai dipenuhi busa sabun.

Iya Mam sahut Tito hampir tak terdengar.

Untuk mengusir kecanggungan Tito, aku duduk membelakangi Tito sambil berkata, Sabuni punggung mami, To.

Iya Mam suara anak tiriku makin tersendat, seperti sedang menahan napas. Lalu kurasakan telapak tangannya mengeluskan sabun cair ke punggungku. Kubiarkan agak lama ia menyabuni punggungku.

Punggung Mami mulus gak To? tanyaku pada satu saat.

Mumumulus sekali, Mam sahutnya tersendat-sendat.

Kuambil gayung plastik dan kusirami punggungku dengan air panas. Lalu aku berdiri, tetap membelakangi Tito. Paha dan kakinya juga To. Nanti gantiansetelah mami, nanti giliran kamu yang akan mami sabuni, kataku.

Tito tetap duduk sambil melakukan perintahku. Mulai menyabuni paha bagian belakangku. Meski gemetaran tangannya terasa enak menggosok-gosokkan sabun dari lipatan lutut sampai pangkal pahaku.

Sengaja kurenggangkansepasang pahaku, agar ia bisa leluasa memandang bagian yang di antara kedua pangkal pahaku.

Jangan ragu-ragu gitu Tosabuni semua yang bisa kamu sabuni, kataku.

Yayaya Mam. sahutnya dengan suara napas yang tersengal-sengal.

Sekarang tangan kirinya terasa memegang paha kiriku, sementara tangan kanannya mulai menyabuni selangkanganku, sementara bunyi napasnya semakin terengah-engah, seperti orang yang habis lari marathon.

Dan aku ingin melihat ekspresi wajahnya saat ini. Lalu aku membalikmenghadap ke arah Tito yang tampak kaget, terbelalak memandang kemaluanku yang sekarang tepat berada di depan matanya.

Sabuni ininya juga, To kataku sambil menunjuk ke arah kemaluanku.

Dengan takut-takut Tito menyabuni kemaluanku. Dan tahukah dia bahwa sejak tadi mataku tertuju ke arah penisnya yang dahsyat itu?

Kucurahkan sabun cair ke telapak tanganku, lalu kueluskan ke penis Tito yang panjang gede ini. Dia agak terkejut. Tapi lalu terdiam salah tingkah ketika aku mulai menyabuni batang kemaluannya, tentu saja dengan cara yang terarahseperti sedang mengocoknya.

Mamoooh Tito terpejam.

Kenapa? Kamu sudah lama ingin menyentuh kemaluan mami kan? Sentuhlah kenapa jadi berhenti? Mami gak marah kok

OhMami baik sekali tangan Tito mulai menggerayangi kemaluanku. Tangannya terasa semakin gemetaran. Sementara aku sendiri mulai asyik mempermainkan penis anak tiriku yang makin lama makin membesar dan menegang ini.

Kemaluanku jadi penuh dengan busa sabun. Batang kemaluan Tito juga. Dan Tito diam saja ketika batang kemaluannya kutarik, lalu kuelus-eluskan ke belahan vaginaku. Wahaku sudah benar-benar horny. Dan tak peduli lagi penis siapa yang sedang kuelus-eluskan ke celah vaginaku ini.

Punyamu udah tegang gini, To kataku sambil membayangkan nikmatnya kalau penis Tito mengenjot liang kemaluanku, Kamu sudah pernah main sama cewek?

Mamain gimana, Mam? Tito tampak ragu menatapku.

Bersetubuhpernah?

Belum Mam.

Masa?

Berani sumpah, belum pernah Mam…

Tapi ngocok sih suka kan?

Iiya Mam. kok Mami bisa tau?!

Tau lah. Mami juga tau kamu pernah lihat kemaluan mami waktu mami masih tidur kan? Ngaku aja terus terang. mami gak marah kok.

Iiyatapi itu gak sengaja Mam.

Aku tersenyum. Kukecup pipinya, lalu berbisik, Ya udahgak apa-apa. Sejak saat itu kamu mikirin mami terus kan? Jujur aja jawab. Mami suka anak yang jujur.

Iya Mam, Tito menunduk, Mami cantik sekali. akuaku sering membayangkan mami.

Tapi kita gak boleh berlama-lama di kamar mandi ini. Nanti habis napas kita. Mending pulang aja yuk. Nanti kita lanjutkan di rumah aja. Tapi harus hati-hatijangan sampai ketahuan sama pembantu-pembantu.

Iya Mamtapi.

Kenapa?

Di sini kan ada hotel.

Oh, iya ya. kamu udah gak sabar ya?

Tito cuma nyengir malu-malu.

Ya udah, kita cek in di hotel sini aja.

Kubilas tubuhku dengan air panas, lalu kulap dengan handuk. Dan kukenakan lagi pakaianku. Tito juga melakukan hal yang sama.

Beberapa menit kemudian aku dan Tito sudah berada di kamar hotel yang masih berada di dalam kompleks pemandian air panas itu juga.

Setelah menguncikan pintu kamar hotel, kupeluk pinggang Tito sambil berkata perlahan, Kamu gak nyangka semuanya ini bakal terjadi kan?

Iya Mam, Tito membalas dengan pelukan di pinggangku, Rasanya seperti mimpi

Kamu udah punya pacar? tanyaku sambil mengecup pipinya.

Belum Mam.

Kenapa? Biasanya anak SMA sekarang kelas satu juga udah punya pacar.

Akuaku…

Kenapa? Kok seperti takut-takut gitu ngomongnya?

Aku telanjur mengagumi Mamijadi gak ada semangat buat deketin cewek di sekolah, Mam kata Tito bergetar.

Sambil tersenyum aku membisiki telinga Tito, Malam ini mami akan menjadi milikmu. Kamu boleh melakukan apa saja pada mami. Tapi ingatini rahasia kita berdua ya.

Iya Mam. Aku janji akan merahasiakan semua ini.

Aku tersenyum, lalu melepaskan baju kaus dan celana panjangku. Tito memandangku dengan sorot yang jauh beda daripada biasanya. Aku tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. Lepasin dong pakaianmu, kataku sambil duduk di pinggir tempat tidur.

Iya Mam, Tito mengangguk, lalu menanggalkan celana jeans dan t-shirtnya. Tinggal celana dalam yang masih melekat di tubuhnya, sementara aku pun sudah menanggalkan behaku.

Pandanganku tertumbuk ke arah celana dalam Tito. Tampak jelas, ada tonjolan, ada yang mendorong dari balik celana dalam anak tiriku itu.

Dengan perasaan semakin dikuasai nafsu, kutarik pergelangan tangan Tito, lalu kupeluk lehernya sambil berkata, Kalau mami kasih apa yang selama ini selalu kamu bayangkan, apa yang pertama kali ingin kamu lakukan pada mami?

Kalau aku berterus terang, Mami marah gak? Tito balik bertanya dengan suara agak tertahan.

Nggak. aku menggeleng, Apa yang sangat ingin kamu lakukan pertama kalinya?

Akuaku ingin menciumi bibir Mamimenciumi leher Mamimenciumi payudara Mami.

Cuma itu?

Aku juga inginingin menciumi dan menjilati kemaluan Mami

Seperti di video yang sering kamu lihat?

Iiya Mam. tapiMami gak marah kan?

Nggak, aku menggeleng lagi. Lalu mengecup bibir Tito dengan sepenuh gairah. Dan kataku, Mami sayang kamu. karena itu semuanya akan mami kasihtapi mami minta semangat belajarmu harus meningkat, jangan sebaliknya, ya.

Iiya Mamaku juga sayang Mami. kata Tito tergagap, karena aku mulai menyelinapkan tanganku ke balik celana dalamnya. Dan terasa batang kemaluannya yang dahsyat ini sudah tegang sekali. Membuatku makin dikuasai nafsu. Lalu aku tarik pinggang Tito dan meraihnya ke atas tempat tidur, sementara tanganku tetap memegang penis tegang dan hangat ini.

Supaya leluasa, kutanggalkan celana dalamku, kemudian kusuruh Tito pun melepaskan celana dalamnya.

Dalam keadaan sudah sama-sama telanjang bulat ini, tiada lagi rahasia di antara fisik kami. Lalu aku merebahkan diri, menelentang sambil tersenyum kepada anak tiriku yang tampak masih sangat canggung itu. Dan kuraih badannya ke atas dadaku sambil berkata, Ayolah… katanya ingin mencium bibir mami.

Tito yang sudah telungkup di atas dadaku spontan menjawab dengan tindakan. Dengan ganas ia mencium bibirku dan kusambut dengan lumatan dan pelukan bergairah.

Dan penis Tito yang sudah tegang itu terasa menempel ke kemaluanku. Ini membuatku bergairah untuk memegangnya. Aah… benar-benar dahsyat batang kemaluan anak tiriku ini. Membuat napsuku makin menggila. Rasanya ini penis yang sangat aduhai. Panjang besar, ereksinya pun sempurna. Benar-benar keras, tidak seperti penis ayahnya.

Dan aku tak sabar lagi. Aku ingin segera menikmati gesekan penis yang sempurna ereksinya ini.

Maka diam-diam kutarik penis Tito, sampai agak membenam ke liang vaginaku yang sudah membasah ini. Lalu kataku, Kalau mau ngemut vegy mami nanti aja di rumah ya. Supaya kamu bisa sepuasnya menjilati vegy mami. Sekarang dorong aja penisnya To… biar masuk…

I… iya Mam… sahut Tito dengan napas memburu. Lalu terasa batang kemaluan aduhai itu mendesak kuat ke dalam liang vaginaku yang sudah licin oleh lendir birahiku ini.

Ooooh… sudah masuk sedikit To… iiiiyaaaa… dorong lagi… ooooh… desahku sambil memeluk leher anak tiriku. Benar-benar mantap… batang kemaluan yang sangat tegang dan gagah ini sudah masuk setengahnya. Membuat desir birahiku makin menggila. Bukan main rasanya… baru dibenamkan separuh saja sudah menimbulkan nikmat yang begini dahsyatnya…

Spontan saja pahaku membuka selebar-lebarnya, seolah mengucapkan selamat datang buat sebentuk p3nis perkasa yang siap memuasi hasrat birahiku.

Iya… ayun dikit-dikit… bisikku.

Ayun? Tito tampak bingung.

Iya… entotin dikit-dikit… nanti lama-lama juga masuk semua… bisikku sambil memeluk pinggang Tito.

I… iya Mam… sahutnya sambil melakukan perintahku. Awalnya seperti ragu-ragu menggerak-gerakkan penisnya. Tapi akhirnya ia mulai mengayun penisnya dengan benar. Maju mundur, maju mundur, maju mundur… dan makin lama penisnya makin dalam membenam ke dalam liang kemaluanku.

Disusul dengan suara Tito yang tersendat-sendat dan bergetar, Duuuh… Maaaam… duuuuuuh… enak banget Mam…

Kusambut dengan pelukan erat di pinggang Tito, dengan kecupan-kecupan penuh nafsu di pipinya, di bibirnya… aaah… tahukah dia bahwa sebenarnya aku pun tengah merasakan suatu kenikmatan yang luar biasa saat ini?

Namun sayangnya, baru sebentar Tito mengayun p3nisnya, tiba-tiba ia menahan napasnya, lalu mendengus… dan terasa penisnya menyemprot-nyemprotkan cairan hangatnya. Aaah… dia sudah ejakulasi. Padahal aku belum apa-apa.

Tapi aku memakluminya. Yah, maklum ia belum berpengalaman. Dan mungkin tadi ia terlalu bernafsu, sehingga tak kuasa mengontrol diri lagi. Biarlah… aku yakin ia bisa dengan cepat dibangkitkan lagi.

posted under |
Postingan Lama